Oleh: Zega Kim
Jakarta, 8 November 2025
Video yang memperlihatkan orang tua murid memprotes pengelola program makan bergizi gratis di SDN 3 Waingapu, Nusa Tenggara Timur, tengah menjadi sorotan publik. Dalam kejadian tersebut, ditemukan menu lauk daging yang masih tampak merah dan belum matang sempurna, sehingga memicu kemarahan sebagian orang tua.
Insiden ini kemudian memunculkan narasi negatif bahwa program makan bergizi gratis tidak layak dilanjutkan. Namun, sejumlah ahli menegaskan bahwa insiden tersebut adalah persoalan teknis pelaksanaan, bukan kesalahan konsep programnya.
“Kita harus membedakan antara masalah implementasi dan kebijakan inti. Program makan bergizi gratis memiliki tujuan besar: menurunkan angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar, dan membangun generasi yang sehat. Jika ada kekurangan teknis, maka hal yang dibutuhkan adalah perbaikan, bukan pembatalan program,” ujar Dr. Rahmat Lado, pemerhati kebijakan pangan di wilayah NTT.
Dalam konteks Waingapu, daging yang tidak matang sempurna dapat disebabkan oleh keterbatasan alat masak, kapasitas dapur yang belum terstandar, atau kurangnya pelatihan bagi petugas pengolah makanan. Hal-hal ini bisa diperbaiki dengan:
- Pelatihan standar pengolahan makanan sehat dan aman
- Penambahan alat masak yang memadai
- Pengawasan berjenjang dari sekolah, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan
- Evaluasi pemasok bahan makanan
Perlu diingat bahwa tujuan utama program ini adalah sebagai intervensi gizi nasional, terutama wilayah seperti NTT yang masih memiliki angka stunting cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa NTT merupakan salah satu provinsi dengan tingkat stunting tertinggi di Indonesia. Artinya, justru wilayah ini yang paling membutuhkan program seperti makan bergizi gratis.
Sementara itu, banyak sekolah di wilayah lain telah menjalankan program ini dengan baik dan mendapatkan respons positif dari orang tua maupun tenaga pendidik. Anak-anak yang mendapatkan makanan bergizi secara rutin dilaporkan lebih fokus di kelas, jarang sakit, dan memiliki energi yang lebih baik saat belajar.
Maka, yang diperlukan bukan menghentikan program, tetapi memperbaiki sistem pengawasan dan memastikan kualitas penyajian makanan di setiap sekolah.
Program makan bergizi gratis adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa — terutama bagi daerah yang paling rentan secara gizi. Satu insiden tidak boleh menjadi dasar penghakiman total terhadap program yang manfaatnya sangat besar bagi jutaan anak Indonesia.
Kesalahan teknis bisa diperbaiki.
Namun generasi yang kehilangan kesempatan gizi tidak bisa diulang.





